Apa saja kekurangan dan kelebihan dari bisnis dropship / dropshipping.
Kelebihan Bisnis Dropship
1. Tanpa Modal Besar
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, bisnis dropship bisa dijalankan tanpa harus mengeluarkan
modal yang besar. Pengecer bisa menjual produk secara online melalui
situs media sosial (Twitter, Facebook), blog gratis, melalui aplikasi
messenger smartphone, dan melalui forum-forum jual beli misalnya seperti
kaskus. Tentunya penjual harus mengeluarkan modal untuk biaya internet.
2. Sangat Praktis
Sebagai seorang dropshipper, kita tidak
perlu pusing berurusan dengan proses pengadaan barang, proses
pengemasan, dan proses pengiriman barang ke konsumen karena semua proses
tersebut sudah menjadi tanggungjawab si supplier. Selain itu, kita juga
tidak perlu pusing dengan proses perencanaan bisnis yang cukup kompleks
yang dilakukan oleh supplier.
3. Dapat Dikerjakan Dari Mana Saja
Bisnis dropship bisa kita kerjakan dari
mana saja, asalkan kita punya koneksi internet dan juga gadget yang
memadai. Hubungan dengan pihak supplier atau konsumen tetap bisa
terjalin dengan baik yang bisa dilakukan secara online, misalnya melalui
email, chating, dan media sosial.
4. Tidak Ada Biaya Operasional
Tidak seperti bisnis konvesional yang
membutuhkan biaya operasional yang cukup besar, bisnis dropship bisa
dijalankan dengan biaya operasional yang sangat kecil, atau bahkan tanpa
biaya operasional. Biaya yang biasa dikeluarkan oleh sebuah usaha
adalah untuk biaya listrik, gaji pegawai, dan biaya sewa tempat.
Sedangkan bisnis dropship, kita hanya mengeluarkan biaya yang sangat
kecil, seperti biaya koneksi internet dan modem.
Kekurangan Bisnis Dropship
1. Keuntungan Kecil Keuntungan yang bisa diambil oleh dropshipper biasanya kecil. Memang bisa saja si penjual menaikkan harga yang lebih tinggi, tapi tentu saja itu sangat beresiko karena bisa merusak kepercayaan konsumen. Dropshipper biasanya tidak akan menetapkan harga yang jauh dari harga yang sudah ditetapkan oleh supplier.
2. Info Stok Barang Tidak Up to Date
Info tentang ketersediaan barang tidak bisa diketahui langsung oleh dropshipper karena data tersebut ada pada supplier. Bisa saja sebuah produk yang akan dibeli melalui dropshipper ternyata telah habis dan informasinya belum terupdate di website si supplier barang.
3. Sulit Menjual Barang Yang Belum Pernah Dilihat
Ketika seorang konsumen bertanya lebih
detail tentang sebuah barang, biasanya dropshipper kurang bisa
menjelaskan tentang detail barang tersebut karena memang dia kurang
memahami produk tersebut. Kebanyakan dropshipper hanya fokus pada
pemasaran tanpa mengetahui detail dan spesifikasi barang yang dijual.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk
tersebut, dan biasanya memang konsumen tidak jadi membeli barang
tersebut.
4. Orang Yang Mendapat Komplain
Bisa saja supplier mengirimkan barang
yang kualitasnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan atau proses
pengiriman terlambat. Dan ketika hal itu terjadi, tentunya konsumen
tersebut akan komplain. Si pembeli tidak akan komplain pada si supplier
tapi ke dropshipper/ pengecer. Setiap kali si pembeli kecewa/ tidak puas
dengan barang yang dikirim atau proses pengiriman terlambat dari
supplier, dropshipperlah yang akan selalu menerima keluhan dari
pelanggan.
Makasih gan infonya,, saya jadikan artkel ini rujukan untuk memperlengkap isi artikel saya mas yah,, makasihh.....
BalasHapusadmin blogcarauntuk.org